REPOST.ID - Bayangkan begini: di tengah gelapnya samudra, ada makhluk yang penampilannya ajaib, gerakannya lincah, dan otaknya super jenius. Bukan, ini bukan cerita fiksi dari film sci-fi, tapi ini adalah gurita. Hewan moluska bertangan delapan ini sering banget bikin kita geleng-geleng kepala karena keunikannya yang enggak biasa. Mulai dari bisa menyamarkan diri secepat kilat sampai punya sistem anatomi yang anti-mainstream.
Kenapa sih gurita ini begitu menarik? Karena ia adalah salah satu bukti nyata bahwa evolusi di bawah laut itu sungguh liar dan tak terduga. Kamu mungkin pernah dengar dia punya banyak jantung, tapi tahu enggak kalau mereka juga termasuk hewan paling cerdas di dunia? Fakta-fakta tentang gurita ini enggak cuma asyik buat jadi bahan obrolan, tapi juga membuka mata kita betapa kompleksnya kehidupan di laut dalam. Siap-siap dibuat takjub, karena kita akan bongkar tuntas 7 rahasia paling keren dari si delapan lengan ini.
Keajaiban Anatomi: 3 Jantung dan Darah Biru yang Memukau
Ketika kita bicara tentang tubuh gurita, lupakan sejenak apa yang kamu tahu tentang anatomi hewan pada umumnya. Sistem tubuh gurita ini adalah masterpiece evolusi yang dirancang untuk bertahan hidup dengan efisien di lingkungan laut yang sering kali menantang. Bagian ini bukan cuma sekadar angka-angka, tapi adalah kunci kenapa mereka bisa jadi predator yang sangat sukses.
Mengapa Gurita Memiliki Tiga Jantung?
Pertanyaan ini pasti sering muncul. Kebanyakan hewan hanya punya satu, tapi kenapa gurita punya tiga? Jawabannya terletak pada cara mereka bernapas dan bergerak. Dua dari jantung gurita, yang disebut jantung insang (branchial hearts), bertugas memompa darah ke masing-masing insang. Darah beroksigen lalu dikumpulkan dan dipompa oleh jantung ketiga—jantung sistemik (systemic heart)—untuk disebarkan ke seluruh bagian tubuh, termasuk otak yang sangat besar dan kompleks.
Proses ini penting banget, lho. Kalau kamu perhatikan, saat gurita sedang berenang kencang atau bergerak cepat, jantung sistemik mereka berhenti berdetak! Tentu saja, ini memaksa mereka untuk lebih sering merangkak di dasar laut, yang membutuhkan energi lebih rendah, daripada berenang jarak jauh. Inilah kenapa memiliki sistem sirkulasi yang terpisah untuk insang itu vital, memastikan suplai oksigen tetap optimal meski sedang istirahat.
Fungsi Hemocyanin: Darah Biru Si Gurita
Kalau darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang berbasis zat besi, darah gurita justru berwarna biru pucat. Kenapa? Karena mereka menggunakan protein berbasis tembaga yang disebut hemocyanin sebagai pembawa oksigen.
Menurut Dr. Sarah J. Gilly, seorang ahli biologi kelautan, "Hemocyanin ini jauh lebih efisien dalam mengikat oksigen pada suhu rendah dan, yang terpenting, dalam kondisi lingkungan rendah oksigen, seperti yang sering terjadi di kedalaman laut." Efisiensi inilah yang membuat gurita bisa bertahan di habitat yang ekstrem. Darah biru ini adalah adaptasi survival yang luar biasa, memastikan otak dan otot mereka selalu mendapat pasokan Oksigen, bahkan saat air laut kekurangan Oksigen.
Anatomi yang unik ini, dengan tiga jantung dan darah birunya yang efisien, adalah fondasi kuat yang memungkinkan gurita melakukan hal-hal luar biasa lainnya, terutama dalam hal kecerdasan dan kemampuan berkamuflase, yang akan kita bahas selanjutnya.
Otak Brilian: Kecerdasan Gurita yang Melampaui Batas
Kamu tahu enggak kalau gurita dianggap sebagai salah satu invertebrata paling cerdas di Bumi? Tingkat kecerdasan mereka sering dibandingkan dengan beberapa vertebrata, seperti anjing atau bahkan lumba-lumba. Mereka bukan cuma punya insting, tapi punya kemampuan memecahkan masalah, belajar, dan bahkan punya kepribadian unik.
Kemampuan Memecahkan Masalah yang Sangat Kompleks
Gurita enggak cuma berburu, tapi mereka juga "berpikir" saat berburu. Ada banyak sekali studi yang menunjukkan gurita bisa membuka botol berpenutup ulir, memecahkan teka-teki labirin, dan bahkan belajar dari pengamatan.
Salah satu eksperimen klasik melibatkan gurita yang harus membuka toples berisi makanan. Mereka enggak cuma mencoba merusak toples, tapi benar-benar belajar memutar tutupnya—sebuah pemecahan masalah yang memerlukan pemahaman spasial dan manipulasi objek. "Ini menunjukkan mereka punya memori prosedural yang kuat, yang sangat jarang ditemukan pada invertebrata," jelas Profesor Jennifer Mather, seorang ahli perilaku gurita. Ini bukan trial-and-error biasa, melainkan proses kognitif yang terstruktur.
Neuron di Lengan: Otak Gurita yang Tersebar
Yang paling menarik dari kecerdasan gurita adalah bagaimana otak mereka terdistribusi. Hanya sekitar sepertiga dari neuron mereka yang berada di otak sentral yang berbentuk donat. Sisanya? Dua per tiga neuron itu tersebar di kedelapan lengan atau tentakelnya.
Ini berarti setiap lengan memiliki semacam "otak mini" sendiri. Lengan gurita bisa merasakan, mencicipi, dan bahkan bertindak secara semi-independen tanpa harus menunggu instruksi dari otak sentral. Contohnya, jika gurita kehilangan salah satu lengannya—yang bisa tumbuh kembali, keren kan?—lengan yang putus itu bisa masih merangkak dan meraih benda selama beberapa saat! Otonomi lengan ini memungkinkan mereka melakukan banyak tugas secara simultan, seperti menjelajahi celah, memegang mangsa, dan bersembunyi secara bersamaan.
Kecerdasan luar biasa ini juga didukung oleh kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan menyembunyikan diri, sebuah topik yang seringkali membuat para ilmuwan kelautan tercengang. Mari kita selami bagaimana mereka menggunakan kamuflase untuk jadi master penyamaran.
Master Penyamaran: Kamuflase Canggih Si Gurita
Jika kamu melihat gurita di alam liar, kamu mungkin enggak menyadarinya. Kenapa? Karena mereka adalah bunglonnya lautan, bahkan jauh lebih hebat dari bunglon. Kemampuan kamuflase gurita bukan cuma perubahan warna, tapi juga perubahan tekstur kulit dalam hitungan milidetik. Ini adalah trik pertahanan diri dan berburu yang paling canggih di dunia hewan.
Kromatofora: Sel Rahasia di Balik Perubahan Warna
Bagaimana caranya gurita bisa mengubah kulitnya menjadi batu, karang, atau pasir secepat kedipan mata? Rahasianya terletak pada tiga jenis sel khusus di kulit mereka: kromatofora, iridofora, dan leukofora.
Kromatofora adalah sel yang mengandung pigmen dan dikelilingi oleh otot-otot kecil. Ketika otot-otot ini berkontraksi, sel-sel pigmen (merah, kuning, cokelat) akan meregang, membiaskan cahaya dan memunculkan warna-warna cerah. Sebaliknya, saat otot rileks, pigmen akan berkumpul menjadi titik kecil, membuat warna menghilang. Iridofora dan leukofora bekerja dengan memantulkan cahaya untuk menciptakan warna metalik, putih, atau pola pelangi. Seluruh proses ini dikontrol langsung oleh sistem saraf yang cepat, memungkinkan respons yang hampir instan terhadap apa pun yang dilihat atau disentuh gurita.
Meniru Objek dan Hewan Lain (Mimicry)
Enggak cukup cuma menyatu dengan latar belakang, beberapa spesies gurita, seperti Mimic Octopus, bisa meniru bentuk dan gerakan hewan lain. Ini adalah bentuk penyamaran yang aktif dan sangat langka.
Bayangkan kamu sedang berenang, dan tiba-tiba melihat gurita mengubah dirinya menjadi ikan lionfish beracun, ular laut, atau bahkan flatfish yang berenang datar. Tujuannya jelas: untuk menakuti predator atau mendekati mangsa tanpa dicurigai. Para peneliti telah mencatat gurita-gurita ini mampu menirukan hingga 15 spesies yang berbeda! Ini memerlukan observasi yang tajam, memori yang baik, dan kontrol otot yang sangat presisi—semua berkat otak brilian yang terdistribusi di seluruh tubuh mereka.
Kemampuan menyamar yang luar biasa ini adalah alasan lain mengapa gurita begitu sukses dan sulit ditangkap di habitat aslinya. Dan bicara soal pertahanan diri, mereka punya cara lain yang terkenal, yaitu tinta pekatnya, yang akan kita bongkar detailnya sekarang.
Senjata Rahasia: Tinta Hitam dan Pertahanan Diri yang Cepat
Kita semua tahu kalau gurita menyemprotkan tinta saat terancam. Tapi, tinta ini bukan cuma sekadar cairan hitam yang disemprotkan. Tinta ini adalah kombinasi kimiawi yang kompleks, dirancang untuk mengelabui, mengacaukan indra penciuman, dan memberi gurita waktu berharga untuk kabur.
Komposisi dan Efek Tinta Gurita
Tinta gurita, atau sepia pada zaman dahulu, adalah campuran melanin dan lendir. Melanin adalah pigmen yang sama yang memberi warna pada rambut dan kulit manusia. Ketika disemprotkan, tinta ini membentuk gumpalan gelap yang menyerupai bentuk gurita itu sendiri (pseudomorph).
Efeknya ada dua: Pertama, gumpalan tinta ini bertindak sebagai "umpan" visual, mengalihkan perhatian predator sejenak. Kedua, beberapa penelitian menunjukkan tinta gurita juga mengandung senyawa yang mengacaukan indra penciuman predator, seperti ikan hiu atau belut. Ini membuat predator bingung dan kehilangan jejak, memberikan kesempatan sempurna bagi gurita untuk menyalakan mode kamuflase dan menghilang dalam sekejap.
Cara Kerja Jet Propulsi Gurita
Tinta dan kamuflase hanya efektif jika gurita bisa bergerak cepat. Di sinilah kemampuan jet propulsi mereka berperan. Gurita bergerak dengan menghisap air ke dalam rongga mantel dan kemudian menyemburkannya kembali melalui sifon dengan kekuatan tinggi.
Sifon ini bisa diarahkan ke berbagai arah, memungkinkan mereka bergerak cepat mundur atau berganti arah dalam sekejap. Ini adalah metode yang sangat cepat, meskipun boros energi. Jadi, saat kamu melihat gurita menembakkan tinta, itu selalu diikuti dengan ledakan kecepatan menggunakan jet propulsi ini, mengubahnya dari target yang terlihat menjadi hantu di lautan dalam waktu kurang dari satu detik.
Kecepatan ini juga penting dalam kehidupan sehari-hari mereka, terutama saat mereka sedang berburu dan harus menaklukkan mangsa yang keras seperti kepiting, yang membawa kita pada rahasia berikutnya: betapa kuat dan efektifnya delapan lengan mereka.
Delapan Lengan dan Mulut Paruh Burung Beo: Predator Sempurna
Sebutan "hewan berkaki delapan" sering kali salah kaprah, karena tentakel gurita lebih tepat disebut lengan atau tungkai. Lengan-lengan ini bukan cuma alat gerak, tapi juga merupakan kombinasi sempurna antara sensor indra, kekuatan, dan senjata.
Fungsi Ganda Lengan Gurita
Setiap lengan gurita dilapisi oleh barisan pengisap (suckers) yang kuat. Pengisap ini punya kemampuan mencengkeram yang luar biasa dan berfungsi sebagai indra perasa dan pencium. Ingat, dua per tiga neuron gurita ada di lengan, artinya lengan mereka bisa "mencicipi" apa pun yang disentuh.
Ketika gurita bergerak di dasar laut, mereka tidak hanya merangkak, tetapi juga secara aktif menggunakan pengisap mereka untuk menjelajahi, menganalisis, dan mencari celah persembunyian mangsa. Kekuatan cengkeramannya sangat besar; seekor gurita besar bisa mengangkat benda yang beratnya berkali-kali lipat dari berat badannya sendiri hanya dengan pengisapnya. Mereka dapat membuka cangkang kerang atau tiram yang sangat kuat hanya dengan tarikan konstan.
Mulut Paruh dan Ludah Beracun
Mangsa yang sudah ditangkap oleh delapan lengan yang kuat itu harus dihabisi. Di sinilah mulut gurita berperan, yang letaknya tersembunyi di tengah pangkal lengan. Mulutnya berbentuk paruh, mirip paruh burung beo, terbuat dari kitin yang sangat keras.
Paruh ini bisa memotong cangkang kepiting yang tebal, dan yang lebih mengerikan, gurita menyuntikkan ludah beracun (sebagian besar spesies) untuk melumpuhkan mangsanya. Racun ini tidak hanya melumpuhkan, tetapi juga membantu mencairkan daging mangsa, memudahkan gurita untuk mengonsumsinya. Gurita Cincin Biru (Blue-Ringed Octopus) adalah contoh paling terkenal, di mana racunnya sangat mematikan bahkan bagi manusia, meski ukurannya kecil. Ini menjadikan gurita sebagai predator yang sangat efisien dan ditakuti di terumbu karang dan dasar laut.
Kehidupan gurita bukan hanya tentang berburu; mereka juga perlu mencari tempat tinggal yang aman dan cerdas, yang membawa kita ke fakta tentang tempat tinggal mereka yang unik.
Arsitek Lautan: Gurita Membangun Kota dan Menggunakan Alat
Selain kecerdasannya dalam memecahkan masalah, gurita juga menunjukkan perilaku kompleks yang disebut penggunaan alat (tool use) dan bahkan membangun pemukiman. Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa mereka jauh lebih dari sekadar moluska.
Kota Gurita dan Perilaku Sosial yang Langka
Gurita umumnya dianggap sebagai hewan soliter, tapi ada beberapa kasus yang menantang pandangan ini. Di lepas pantai Australia, para peneliti menemukan sebuah area yang dijuluki Octlantis dan Octopolis. Ini adalah pemukiman gurita di mana puluhan individu tinggal berdekatan di area yang relatif kecil.
Mereka berkumpul di sekitar tumpukan kerang mati dan puing-puing, menggunakannya untuk membangun tempat berlindung (dens) dan bahkan saling berinteraksi—terkadang bertarung, terkadang menunjukkan perilaku agresi yang terstruktur. Dr. David Scheel, seorang ahli biologi kelautan, berpendapat, "Ini bukan hanya gurita yang kebetulan berkumpul, melainkan perilaku sosial yang jelas, yang sangat langka pada gurita." Ini membuka spekulasi baru tentang kemampuan mereka untuk hidup bermasyarakat.
Bukti Penggunaan Alat yang Menarik
Salah satu contoh penggunaan alat yang paling sering dikutip adalah perilaku gurita kelapa (Veined Octopus) yang ditemukan di Indonesia. Gurita ini sering terlihat membawa tempurung kelapa yang kosong. Mereka enggak cuma membawa tempurung itu, tapi juga menggunakannya sebagai benteng pertahanan portabel.
Ketika terancam, gurita akan masuk ke dalam tempurung kelapa dan menarik kedua sisi tempurung (jika ada dua) untuk menutup diri. Ini adalah contoh penggunaan alat yang disengaja dan terencana untuk pertahanan diri. Mereka rela membawa beban berat itu dalam perjalanan berburu, menunjukkan kemampuan mereka untuk merencanakan ke depan—sebuah ciri khas kecerdasan tingkat tinggi.
Kemampuan arsitektur dan perencanaan ini adalah penutup yang sempurna untuk pembahasan tentang kecerdasan mereka. Tapi, ada satu fakta fundamental lain yang sering membuat orang salah paham: siklus hidup mereka.
Siklus Hidup yang Menyentuh: Pengorbanan Induk Gurita
Terakhir, salah satu fakta tentang gurita yang paling dramatis dan sering kali menyentuh adalah bagaimana mereka menjalani siklus hidup. Hidup mereka singkat, namun diakhiri dengan salah satu bentuk pengorbanan paling mengharukan di dunia hewan.
Rentang Hidup yang Singkat
Mayoritas spesies gurita memiliki rentang hidup yang relatif singkat, seringkali hanya satu hingga dua tahun. Beberapa gurita raksasa mungkin hidup sampai lima tahun, tapi ini adalah pengecualian. Mereka menjalani hidup mereka dengan cepat dan intens, mencapai kematangan, berkembang biak, dan kemudian mati.
Siklus hidup singkat ini memaksa mereka untuk cepat belajar, cepat tumbuh, dan cepat berkembang biak. Seluruh fokus hidup mereka adalah pada kelangsungan hidup dan, pada akhirnya, kelangsungan spesies mereka.
Pengorbanan Ibu yang Mulia: Semelparity
Setelah kawin, gurita betina meletakkan ribuan telur di tempat yang aman. Begitu telur diletakkan, inilah saat pengorbanan dimulai. Kebanyakan spesies gurita betina menunjukkan perilaku yang disebut semelparity—berkembang biak sekali dan kemudian mati.
Selama periode pengeraman, yang bisa memakan waktu hingga satu tahun di beberapa spesies laut dalam, induk gurita betina akan berhenti makan. Mereka akan mencurahkan seluruh waktu dan energi mereka untuk melindungi, membersihkan, dan memberikan aliran air yang baik pada telurnya. Mereka menjaga telurnya dari predator tanpa henti. Setelah telur menetas, sang induk, yang sudah sangat lemah dan kurus, biasanya akan mati tak lama setelah itu. Ini adalah salah satu bentuk kasih sayang orang tua yang paling ekstrem dan mulia di seluruh kerajaan hewan.
Kesimpulan: Gurita, Sang Alien Jenius di Lautan
Kamu sudah lihat sendiri betapa luar biasanya gurita ini. Mereka adalah paket lengkap: otak brilian dengan neuron tersebar, anatomi unik dengan tiga jantung dan darah biru yang efisien, master penyamaran instan, arsitek cerdas, predator mematikan dengan paruh dan ludah beracun, serta orang tua yang rela berkorban hingga akhir. Mereka bukan cuma hewan laut biasa, mereka adalah anomali evolusioner yang terus menantang pemahaman kita tentang batas-batas kecerdasan dan adaptasi. Keajaiban gurita ini mengingatkan kita bahwa masih banyak misteri yang tersembunyi di kedalaman samudra.
Nah, dari semua fakta menarik tadi, mana yang paling bikin kamu terkesima? Apakah kamu jadi penasaran ingin tahu lebih banyak tentang makhluk luar biasa lainnya di laut? Yuk, coba cari tahu video tentang Mimic Octopus beraksi, dijamin kamu bakal makin takjub!
