REPOST.ID - Saat kamu berjalan di pantai dan melihat makhluk cantik simetris dengan lima lengan tergeletak di pasir, apa yang kamu pikirkan? Mungkin kamu menganggapnya sebagai hiasan laut yang ikonik. Bintang laut, hewan yang sering kita gambar sejak kecil, tampak begitu sederhana dan damai. Tapi, di balik penampilannya yang tenang, bintang laut adalah salah satu makhluk paling aneh yang pernah ada di planet ini.
Dan keanehan terbesarnya baru saja terungkap oleh para ilmuwan. Lupakan semua yang kamu tahu tentang anatomi hewan. Penelitian genetik terbaru, yang benar-benar mengubah cara pandang kita, sampai pada kesimpulan yang mencengangkan: bintang laut itu... tidak punya tubuh.
Yap. Kamu tidak salah baca. Makhluk yang kita sebut bintang laut itu, secara ilmiah, kemungkinan besar hanyalah "kepala" yang dimodifikasi. Kepala yang merayap di dasar laut, lengkap dengan lengan-lengan yang juga merupakan bagian dari kepala. Ini bukan fiksi ilmiah, ini biologi evolusioner level atas. Jika fakta ini saja sudah bikin kamu bingung, bersiaplah. Itu baru permulaan. Kita akan membongkar keanehan bintang laut satu per satu, dan semuanya akan semakin aneh dari sini.
Keanehan #1: Bintang Laut Sebenarnya 'Hanya Kepala' (Ini Penemuan Baru!)
Ini adalah berita besar di dunia biologi kelautan, dan ini fundamental. Selama ratusan tahun, kita mengasumsikan bintang laut punya anatomi yang "normal": bagian tengah adalah tubuh (torso), dan yang menjulur adalah lengan (anggota badan). Ternyata, asumsi itu salah besar.
Membongkar Mitos 'Tubuh' Bintang Laut
Para ilmuwan, khususnya yang mendalami biologi perkembangan evolusioner (dikenal sebagai 'evo-devo'), selalu penasaran mengapa bintang laut (dan kerabatnya, seperti bulu babi dan teripang, yang disebut Ekinodermata) memiliki bentuk tubuh yang begitu radikal. Mereka memiliki simetri lima sisi (pentaradial), tidak seperti hampir semua hewan lain yang simetris bilateral (punya sisi kiri dan kanan yang sama, seperti manusia, ikan, atau serangga).
Logika kita mengatakan, pasti ada "tubuh" tempat lengan menempel. Tapi ketika para peneliti di Universitas Stanford dan Southampton membandingkan gen-gen bintang laut dengan gen manusia (kita sebenarnya kerabat jauh, sama-sama deuterostoma), mereka tidak menemukan "gen tubuh".
Penelitian Genetik Mengubah Segalanya
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature pada akhir tahun 2023 menggunakan teknologi canggih untuk memetakan di mana gen-gen tertentu "aktif" di tubuh bintang laut. Mereka mencari gen yang pada hewan lain (termasuk kita) bertugas membangun "tubuh" atau "torso". Hasilnya? Gen-gen itu tidak ada atau tidak aktif di tempat yang seharusnya. Sebaliknya, gen-gen yang biasanya hanya aktif di "kepala" (seperti gen untuk perkembangan otak depan pada manusia) ditemukan aktif di seluruh tubuh bintang laut, dari pusat hingga ke ujung lengan.
Dr. Laurent Formery, peneliti utama studi tersebut, menyimpulkannya dengan cara yang paling gamblang: "Seolah-olah bintang laut benar-benar kehilangan seluruh tubuhnya dan berevolusi hanya dengan kepala yang merayap di dasar laut."
Apa Artinya 'Tanpa Tubuh' bagi Mereka?
Ini berarti secara genetik, lengan bintang laut lebih mirip perpanjangan dari kepala daripada anggota badan. Seluruh struktur yang kita lihat, pada dasarnya adalah kepala. Semua organ vital mereka—sistem pencernaan, kelenjar reproduksi, dan sistem vaskular air yang unik—semuanya "terjepit" di dalam struktur kepala yang merayap ini. Keanehan bintang laut yang satu ini memaksa kita menulis ulang buku teks biologi. Makhluk ini adalah anomali evolusi yang sukses.
Tentu saja, jika seluruh makhluk ini adalah kepala, logikanya mereka punya mata di kepala itu, kan? Benar. Tapi lokasinya, sekali lagi, sangat tidak terduga dan memperkuat keanehan bintang laut ini. Mereka tidak punya mata di bagian tengah. Mereka meletakkannya di tempat yang jauh lebih praktis untuk "kepala yang merayap".
Keanehan #2: Punya Mata di Ujung Lengan (Tapi 'Buta Warna')
Bayangkan jika kamu memiliki mata di ujung jari-jari tanganmu. Itulah yang dimiliki bintang laut. Di ujung setiap lengan, tepat di bawah kaki tabung terakhir, terdapat bintik kecil berwarna kemerahan atau kehitaman. Itulah mata mereka.
Bagaimana Cara Kerja 'Mata' Sederhana Ini?
Jangan bayangkan mata canggih seperti milik manusia yang bisa melihat detail, warna, dan fokus. Mata bintang laut, yang secara teknis disebut eyespots (bintik mata), jauh lebih sederhana. Mereka tidak memiliki lensa untuk memfokuskan gambar. Sebaliknya, ini adalah sekumpulan sel fotoreseptor (peka cahaya) yang pada dasarnya hanya melakukan satu hal: mendeteksi perbedaan antara terang dan gelap.
Setiap bintik mata ini bertindak seperti satu piksel dalam kamera digital kuno. Dengan lima mata (pada bintang laut berlengan lima), mereka mendapatkan gambaran lingkungan yang sangat kasar, mungkin hanya terdiri dari lima piksel.
Melihat Dunia dalam Resolusi Rendah
Meskipun terdengar primitif, penglihatan ini sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka. Dr. Anders Garm dari Universitas Kopenhagen melakukan penelitian yang membuktikan bahwa bintang laut menggunakan mata ini untuk navigasi. Dalam eksperimennya, bintang laut Linckia laevigata (bintang laut biru) yang matanya utuh, bisa menemukan jalan kembali ke terumbu karang rumah mereka dari jarak beberapa meter. Namun, bintang laut yang matanya dihilangkan (mereka bisa beregenerasi) akan berjalan tanpa arah dan tersesat.
Penglihatan resolusi rendah ini cukup bagi mereka untuk "melihat" struktur besar. Mereka bisa membedakan antara "kegelapan" terumbu karang (tempat makanan dan perlindungan) dan "terang" laut terbuka (tempat berbahaya). Mereka juga bisa mendeteksi bayangan besar yang bergerak, yang bisa jadi adalah predator yang mendekat.
Evolusi Mata yang Unik
Keanehan bintang laut ini menunjukkan betapa bergunanya penglihatan, bahkan yang paling dasar sekalipun. Mereka tidak perlu melihat mangsanya (mereka mengandalkan indra penciuman untuk itu), tetapi mereka perlu melihat "rumah" mereka. Ini adalah solusi evolusi yang brilian: letakkan sensor cahaya di bagian paling depan dari setiap arah kamu bisa bergerak. Bagi bintang laut, itu adalah ujung lengan mereka.
Dengan penglihatan buram ini, mereka bisa menemukan jalan menuju makanan. Dan ketika kita berbicara soal makanan, di sinilah letak keanehan bintang laut yang mungkin paling terkenal dan paling mengerikan. Cara mereka makan adalah adegan langsung dari film horor fiksi ilmiah.
Keanehan #3: Sistem Pencernaan yang 'Mengerikan' (Makan di Luar Tubuh)
Bintang laut adalah predator yang rakus. Menu favorit mereka adalah hewan-hewan bercangkang seperti kerang, tiram, dan teritip. Masalahnya, mulut bintang laut (yang terletak di bagian bawah, di tengah tubuh) sangat kecil. Dan mangsa mereka, seperti kerang, dilindungi oleh cangkang yang tertutup rapat. Bagaimana cara bintang laut memakannya?
Perut yang Bisa Dikeluarkan (Eversible Stomach)
Bintang laut tidak akan repot-repot mencoba menghancurkan cangkang atau memasukkan kerang utuh ke mulutnya. Mereka punya strategi yang jauh lebih efisien dan... menjijikkan. Ketika bintang laut menemukan kerang yang lezat, ia akan merayap di atasnya, menempelkan ratusan kaki tabungnya (akan kita bahas nanti) ke kedua sisi cangkang, dan mulai menarik.
Bintang laut tidak perlu membuka cangkang itu lebar-lebar. Mereka hanya perlu celah sekecil silet. Begitu ada celah, bintang laut melakukan hal yang paling tidak terduga: ia mengeluarkan perutnya sendiri dari tubuhnya. Perut ini (disebut cardiac stomach) adalah kantung tipis yang bisa dijulurkan keluar melalui mulut dan dimasukkan ke dalam celah cangkang kerang.
Proses Mencairkan Mangsa
Setelah perutnya berada di luar tubuhnya sendiri dan di dalam cangkang mangsanya, bintang laut mulai melepaskan enzim pencernaan yang sangat kuat. Daging kerang yang malang itu pada dasarnya dicerna hidup-hidup di dalam rumahnya sendiri. Enzim tersebut mengubah jaringan lunak kerang menjadi semacam "sup" nutrisi.
Proses "makan malam" ini bisa berlangsung berjam-jam. Setelah mangsanya benar-benar larut, bintang laut tinggal menyerap nutrisi tersebut. Kemudian, ia menarik kembali perutnya ke dalam tubuh, meninggalkan cangkang kerang yang kosong dan bersih.
Menu Favorit: Kerang, Teritip, dan Spons
Kemampuan ini membuat bintang laut menjadi predator yang sangat efektif. Mereka bisa memakan mangsa yang jauh lebih besar dari mulut mereka. Keanehan bintang laut ini juga yang membuat mereka menjadi hama serius di peternakan tiram, di mana mereka bisa menghancurkan panen dalam waktu singkat. Mereka tidak hanya memakan kerang; beberapa spesies juga memakan spons, anemon, atau bahkan bangkai ikan, dengan metode yang sama: keluarkan perut, cairkan, lalu sedot.
Kekuatan luar biasa yang mereka gunakan untuk membuka cangkang kerang tidak berasal dari otot biasa. Kekuatan itu berasal dari sistem hidrolik yang unik, yang juga berfungsi sebagai sistem pernapasan dan peredaran darah mereka, yang ditenagai oleh sesuatu yang tidak biasa: air laut.
Keanehan #4: Tidak Punya Darah, Tapi Pakai Air Laut
Jika kamu (secara hipotetis) membedah bintang laut, kamu tidak akan menemukan darah. Mereka tidak memiliki jantung untuk memompa darah, dan mereka tidak memiliki pembuluh darah seperti yang kita kenal. Lalu, bagaimana mereka mengedarkan nutrisi, oksigen, dan menggerakkan tubuh mereka?
Memperkenalkan Sistem Vaskular Air (Water Vascular System)
Bintang laut, dan semua Ekinodermata, berevolusi dengan solusi yang sama sekali berbeda: Sistem Vaskular Air (Water Vascular System). Ini pada dasarnya adalah jaringan kanal dan tabung internal yang rumit yang diisi, bukan dengan darah, tetapi dengan air laut yang telah disaring.
Sistem ini dimulai dari lubang kecil di bagian atas tubuh bintang laut (sisi yang biasanya tidak kamu lihat) yang disebut madreporite. Anggap saja ini sebagai katup pemasukan air. Madreporite menyaring air laut saat masuk, memastikan tidak ada kotoran yang menyumbat "pipa". Air ini kemudian mengalir ke ring canal (kanal cincin) di sekitar mulut, dan dari sana, air didistribusikan ke lima radial canal (kanal radial), satu untuk setiap lengan.
Bagaimana Air Laut Menggerakkan 'Kaki Tabung'?
Di sepanjang setiap kanal radial di lengan, ada ratusan, bahkan ribuan, tonjolan kecil seperti selang yang disebut kaki tabung (tube feet). Inilah kaki yang sebenarnya. Setiap kaki tabung memiliki kantung kecil di bagian atas (disebut ampulla) dan ujung pengisap di bagian bawah.
Ketika bintang laut ingin bergerak, ia melakukan ini:
- Otot di sekitar ampulla berkontraksi.
- Ini mendorong air laut yang ada di dalam ampulla masuk ke dalam kaki tabung.
- Tekanan hidrolik ini menyebabkan kaki tabung memanjang dan menekan ke permukaan.
- Bintang laut juga bisa mengeluarkan zat perekat kimiawi dari ujung kaki untuk cengkeraman yang lebih kuat.
- Untuk melepaskannya, ia mengendurkan ampulla dan mengontraksikan otot di kaki tabung, menyedot air kembali ke atas.
Bayangkan ratusan kaki kecil ini berkoordinasi, memanjang, menempel, menarik, dan melepaskan dalam gelombang yang teratur. Itulah cara bintang laut merayap di dasar laut atau bahkan memanjat kaca akuarium.
Bukan Cuma Transportasi, Tapi Juga Respirasi dan Ekskresi
Keanehan bintang laut ini sungguh luar biasa karena sistem ini multifungsi. Sistem vaskular air bukan cuma untuk bergerak dan berburu (seperti membuka cangkang kerang). Dinding kaki tabung yang sangat tipis juga berfungsi sebagai permukaan utama untuk pertukaran gas. Oksigen dari air laut berdifusi masuk melalui kaki tabung ke dalam cairan internal, dan karbon dioksida berdifusi keluar. Mereka bernapas melalui kaki mereka.
Limbah metabolik, seperti amonia (setara dengan urine kita), juga dibuang dengan cara yang sama. Jadi, sistem hidrolik yang ditenagai air laut ini adalah sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem ekskresi, dan sistem lokomosi mereka, semuanya jadi satu.
Sistem yang rumit ini, yang mengandalkan tekanan air, juga berarti mereka sangat rentan. Jika satu lengan robek parah, mereka bisa "kehabisan tenaga" karena kebocoran hidrolik. Tapi tentu saja, bintang laut punya solusi untuk masalah cedera yang... jujur saja, tidak adil bagi predator lain.
Keanehan #5: Regenerasi Super Ekstrem (Satu Lengan Jadi Individu Baru)
Kamu mungkin pernah dengar bintang laut bisa menumbuhkan kembali lengannya yang putus. Itu benar. Tapi kemampuan mereka jauh lebih ekstrem daripada yang kamu bayangkan. Ini bukan sekadar regenerasi; ini hampir seperti keabadian parsial.
Keajaiban Autotomi: Melepas Lengan Saat Terancam
Banyak hewan yang bisa melakukan autotomi—melepaskan bagian tubuh secara sengaja untuk melarikan diri. Cicak melepaskan ekornya. Kepiting melepaskan capitnya. Bintang laut melakukannya dengan lengan mereka.
Jika predator, seperti kepiting besar atau burung camar, berhasil menangkap satu lengan bintang laut, bintang laut tidak akan melawan. Ia memiliki "titik putus" khusus di pangkal lengannya di mana ia dapat dengan sengaja memutuskan otot dan jaringan ikat. Lengan yang terputus itu akan tetap menggeliat selama beberapa waktu, mengalihkan perhatian predator, sementara bagian utama bintang laut (kepala dengan empat lengan tersisa) kabur dengan tenang.
Dari Potongan Kecil Menjadi Utuh Kembali
Kehilangan lengan? Bukan masalah besar. Bagi bintang laut, ini hanya ketidaknyamanan sementara. Selama cakram pusat (bagian tengah) masih utuh, lengan baru akan mulai tumbuh. Dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan (tergantung spesies dan suhu air), lengan baru akan tumbuh sempurna, lengkap dengan kanal radial, kaki tabung, dan mata baru di ujungnya.
Tapi keanehan bintang laut yang sebenarnya ada di sini: pada beberapa spesies, seperti yang terkenal adalah Linckia, prosesnya bisa terbalik. Jika satu lengan putus, dan lengan yang putus itu membawa sebagian kecil saja dari cakram pusat, lengan itu sendiri bisa menumbuhkan empat lengan baru dan sebuah cakram pusat yang baru. Satu lengan yang terpotong menjadi individu bintang laut baru yang utuh secara genetik.
Batasan Regenerasi: Tidak Semua Spesies Sama
Kemampuan ini, yang disebut fissiparity (reproduksi dengan pembelahan), adalah bentuk reproduksi aseksual. Ada bintang laut yang dikenal sebagai "bintang komet" karena mereka sering ditemukan dengan satu lengan besar (lengan "induk") dan empat lengan kecil baru yang sedang tumbuh di pangkalnya.
Kemampuan regenerasi yang luar biasa ini dipelajari secara intensif oleh para ilmuwan. Dr. James S. Foster, seorang ahli biologi kelautan, menjelaskan, "Bintang laut pada dasarnya memiliki blueprint sel punca (stem cell) yang selalu aktif. Tidak seperti mamalia, di mana sel punca menjadi sangat terspesialisasi, sel bintang laut tampaknya dapat 'mundur' dan menjadi apa pun yang dibutuhkan. Mereka tidak perlu 'mengaktifkan' mode perbaikan; mereka selalu dalam mode perbaikan."
Kemampuan regenerasi yang gila-gilaan ini mungkin terjadi karena anatomi mereka yang terdesentralisasi. Mereka tidak punya organ vital yang rumit dan terpusat untuk dirusak. Mereka tidak punya jantung, tidak punya paru-paru... dan yang paling penting untuk koordinasi semua ini: mereka tidak punya otak.
Keanehan #6: Tidak Punya Otak, Tapi Sistem Sarafnya Rumit
Bagaimana mungkin makhluk yang bisa berburu secara aktif, bernavigasi kembali ke rumah, dan mengoordinasikan ratusan kaki tabung, tidak memiliki otak? Ini adalah salah satu keanehan bintang laut yang paling membingungkan.
Jaring Saraf (Nerve Net) Pengganti Otak Terpusat
Jika kamu mencari otak terpusat (seperti ganglion pada serangga atau otak besar pada vertebrata) di bintang laut, kamu tidak akan menemukannya. Nol. Kosong. Sebaliknya, mereka memiliki apa yang disebut jaring saraf (nerve net) yang terdesentralisasi.
Bayangkan sistem saraf mereka seperti internet, tapi versi biologis. Ada cincin saraf (nerve ring) yang mengelilingi mulut di cakram pusat. Anggap ini sebagai "router" utama. Dari cincin ini, menjalar saraf radial (radial nerve) besar ke setiap lengan, tepat di bawah kanal vaskular air. Saraf radial ini kemudian bercabang menjadi jaring yang lebih kecil yang terhubung ke kaki tabung, bintik mata, dan kulit.
Koordinasi Ratusan Kaki Tabung Secara Bersamaan
Jadi, siapa yang memegang kendali? Jawabannya: tidak ada. Dan semua orang.
Sistem ini bekerja berdasarkan konsensus, bukan perintah dari atasan. Setiap lengan, sampai batas tertentu, bisa "berpikir" untuk dirinya sendiri. Jika satu lengan mendeteksi bau makanan (ya, kaki tabung mereka juga bisa "mencium" bahan kimia di air), lengan itu akan mulai menarik tubuh ke arah tersebut. Saraf radial di lengan itu akan mengirim sinyal ke cincin saraf, yang kemudian menginformasikan lengan-lengan lain: "Hei, kawan-kawan, ada makanan enak di arah jam 3, ayo ikuti!"
Lengan yang "dominan" pada saat itu akan memimpin, sementara lengan lainnya akan berkoordinasi untuk mendorong atau menarik ke arah yang sama. Jika dua lengan mendeteksi rangsangan yang berbeda (misalnya, satu mencium makanan, yang lain mendeteksi bayangan predator), mereka bisa "berdebat" sejenak. Tubuh bintang laut mungkin akan diam atau bergerak maju-mundur sebelum akhirnya "konsensus" tercapai dan seluruh tubuh bergerak ke satu arah.
Merespons Cahaya, Sentuhan, dan Kimia
Sistem saraf terdesentralisasi ini sangat sempurna untuk gaya hidup bintang laut. Mereka adalah hewan yang lambat; mereka tidak perlu mengambil keputusan dalam sepersekian detik. Yang mereka butuhkan adalah kemampuan untuk merasakan lingkungan mereka dari 360 derajat setiap saat. Setiap lengan adalah unit sensorik independen yang berkontribusi pada kesadaran kolektif. Mereka mungkin tidak "pintar" dalam arti kita, tetapi mereka sangat "sadar" akan lingkungan terdekat mereka melalui sentuhan, cahaya, dan kimia.
Sistem saraf terdesentralisasi, regenerasi ekstrem, darah air laut, perut yang bisa keluar, mata di lengan, dan tubuh yang sebenarnya adalah kepala. Rasanya daftar keanehan ini sudah lengkap. Tapi tunggu, kita belum membahas bagaimana mereka membuat lebih banyak bintang laut aneh. Tentu saja, cara mereka melakukannya juga tidak normal.
Keanehan #7: Reproduksi Aneh (Bisa Jantan, Betina, atau Keduanya)
Dalam hal melanjutkan keturunan, bintang laut memiliki filosofi "apa saja boleh". Mereka memiliki repertoar strategi reproduksi yang akan membuat ahli biologi mana pun pusing.
Pesta Reproduksi 'Spawning' di Laut Terbuka
Cara paling umum bintang laut bereproduksi adalah melalui spawning (pemijahan massal). Ini adalah reproduksi seksual. Pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, yang sering dipicu oleh suhu air atau fase bulan, bintang laut dari spesies yang sama akan berkumpul bersama.
Bintang laut jantan (ya, ada jantan dan betina, kebanyakan terpisah) akan mengangkat lengannya dan melepaskan jutaan sperma ke kolom air. Betina, merasakan sinyal kimia dari sperma, akan melakukan hal yang sama, melepaskan jutaan sel telur. Ini adalah "pesta" di laut terbuka. Sperma dan sel telur bertemu secara kebetulan di air, terjadi pembuahan, dan membentuk larva mikroskopis yang akan melayang-layang sebagai plankton selama berminggu-minggu sebelum akhirnya menetap di dasar dan tumbuh menjadi bintang laut kecil. Ini adalah strategi untung-untungan; sebagian besar larva akan dimakan.
Hermafrodit: Mengubah Jenis Kelamin Sesuai Kebutuhan
Di sinilah keanehan bintang laut mulai terlihat lagi. Jika reproduksi massal terdengar normal, bagaimana dengan ini: banyak spesies bintang laut adalah hermafrodit sekuensial. Artinya, mereka mengubah jenis kelamin seiring bertambahnya usia.
Banyak yang memulai hidup sebagai jantan. Ketika mereka kecil, lebih mudah memproduksi sperma yang "murah" secara energi. Seiring bertambahnya usia dan ukuran, mereka menyadari bahwa tubuh mereka yang besar lebih cocok untuk memproduksi sel telur yang "mahal" (penuh nutrisi). Jadi, mereka berubah menjadi betina. Beberapa spesies lain adalah hermafrodit simultan, memiliki organ jantan dan betina pada saat yang sama, meskipun mereka jarang membuahi diri sendiri.
Membelah Diri (Fission) vs. Seksual
Dan kemudian, ada bintang laut yang tidak mau repot-repot mencari pasangan atau menunggu bulan purnama. Seperti yang telah kita bahas di bagian regenerasi, banyak bintang laut yang bereproduksi secara aseksual. Mereka hanya... membelah diri.
Ini disebut fission (pembelahan). Bintang laut akan secara sengaja membelah cakram pusatnya menjadi dua bagian yang (kurang lebih) sama. Proses ini bisa memakan waktu berhari-hari saat mereka perlahan-lahan merobek diri mereka sendiri. Setelah terpisah, masing-masing bagian akan menjadi individu baru dan menumbuhkan lengan yang hilang. Dalam beberapa bulan, satu bintang laut telah menjadi dua klon genetik yang identik. Ini adalah cara yang sangat cepat untuk mendominasi suatu area jika sumber makanan melimpah.
Jadi, mereka bisa memilih: mau "kawin" massal di laut terbuka, ganti kelamin di tengah jalan, atau fotokopi diri sendiri. Fleksibilitas ini adalah kunci kesuksesan evolusioner mereka.
Bintang Laut: Alien di Antara Kita
Jadi, mari kita rekap. Makhluk yang kita anggap sebagai hiasan pantai yang lucu ini, pada kenyataannya, adalah:
- Sebuah "kepala" yang berevolusi untuk merayap di dasar laut.
- Memiliki mata di ujung setiap lengannya untuk navigasi yang buram.
- Memuntahkan perutnya sendiri untuk mencairkan mangsa di luar tubuh.
- Tidak punya darah, melainkan ditenagai oleh sistem hidrolik air laut.
- Dapat meregenerasi seluruh tubuh baru dari satu lengan yang terpotong.
- Tidak punya otak, tapi beroperasi menggunakan "internet" saraf yang terdesentralisasi.
- Bisa menjadi jantan, betina, atau membelah diri menjadi dua sesuka hati.
Keanehan bintang laut ini bukanlah sekadar fakta unik untuk pesta. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa "desain" kehidupan di Bumi ini jauh lebih aneh, lebih kreatif, dan lebih fleksibel daripada yang bisa kita bayangkan. Lain kali kamu melihat bintang laut, ingatlah bahwa kamu tidak sedang melihat hewan sederhana. Kamu sedang melihat salah satu arsitektur kehidupan paling sukses dan paling aneh yang pernah ada di planet ini.
